Logo

Desa Sidomulyo

Kabupaten Banyuasin

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Mengenal Lebih Jauh Flu Singapura (HFMD)

Mengenal Lebih Jauh Flu Singapura (HFMD)

4 April 2024
Ditulis oleh Administrator
Dilihat 2.928 kali

Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) atau lebih dikenal dengan Flu Singapura kini menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat Indonesia terlebih saat musim mudik seperti saat ini.

Meskipun tergolong penyakit ringan yang bisa sembuh dalam tujuh hari, orang tua diharapkan bisa mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Flu Singapura semakin banyak dengan mengisolasi anak jika demam dan muncul bintik merah pada telapak kaki, tangan dan mulut.

Dalam sebuah diskusi daring, Selasa (02/04), Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo Sp.A(K) mengatakan bahwa menjelaskan kasus Flu Singapura tercatat cukup tinggi di usia di bawah 6 tahun pada anak di Indonesia karena kurangnya kepekaan orang tua pada penyakit ini.

“Kalau anak kena Flu Singapura di isolasi dan cegah kontak dengan anak lain karena ini menular, masa infeksius 3-5 hari, 7 hari dia sudah tidak menular walaupun lesinya dalam tahap penyembuhan tapi tidak menular,” jelas Edi.

Menurut Edi Flu Singapura memiliki ciri-ciri yang hampir serupa dengan sariawan, cacar air dan campak. namun demikian Edi mengungkapkan bahwa ada perbedaan pada penderita Flu Singapura, biasanya tidak hanya terjadi sariawan di mulut tapi bisa juga muncul lentingan atau bintil disekitar mulut bagian luar, kaki dan tangan.

Edi juga menjelaskan bahwa Flu Singapura kerap kali disamakan dengan cacar air, namun memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari lokasi munculnya lesi atau luka pada permukaan kulit.

“Pada cacar air, lesinya di badan baru keluar, lesi lentingan tepi kulitnya merah, kalau Flu Singapura tidak, dari lokasinya Flu Singapura paling sering di telapak kaki, telapak tangan dan mulut, kalau cacar jarang di telapak tangan,” jelasnya.

Perbedaan lainnya lesi akibat lentingan pada kasus penyakit cacar bisa membekas pada kulit, namun pada Flu Singapura, lesi akan hilang dengan sendirinya tanpa menyebabkan bekas.

Edi mengungkapkan, Flu Singapura tidak menyebabkan kekebalan dan bisa terkena kembali jika daya tahan tubuh menurun. Berbeda dengan cacar yang jika sudah terkena maka tubuh bisa membentuk kekebalan sehingga jarang cacar bisa terkena kembali di kemudian hari.

“Virus ini tidak menyebabkan kekebalan, beda dengan cacar atau campak bisa kebal tapi virus ini nggak, kalau musim ini kena besoknya bisa kena lagi kalau dia ada kontak, jadi masih bisa kena,” tutur Edi.

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Desa Sidomulyo

Kecamatan Air Kumbang

Kabupaten Banyuasin

Provinsi Sumatera Selatan

© 2024 Powered by PT Digital Desa Indonesia